·
Suku
Sebagian besar masyarakat
Desa Gamtala merupakan bagian dari suku sahu. Suku sahu merupakan salah satu
suku yang berasal dari Desa Sahu di kecamatan Jailolo Kabupaten Halmahera Barat . Suku pada mulanya bernama
Jio Jepung Malamo yang kemudian berganti nama menjadi Sahu. Nama tersebut
merupakan pemberian dari Sultan Ternate, pada Zaman Kesultanan Ternate sesudah
Baab Mansyur Malamo, suku sahu memiliki dua kelompok kerja yaitu Tala’I dan Pa’disua.
·
Kehidupan Sosial
Kehidupan sosial suku Sahu
sejak dahulu sudah memahami bahwa manusia tidak bisa hidup tanpa manusia
lainnya. hal ini yang mendorong masyarakat untuk membentuk kelompok – kelompok
kerja baik untuk keperluan kerajaan ternate kegiatan kemasyarakatan. Kegiatan
gotong royong yang diciptakan oleh nenek moyang itu terwariskan sampai sekarang.
Ada pula dalam masyarakat dibentuk kelompok kerja yang disebut rion – rion. Kelompok ini memiliki
tujuan yang sama, misalnya berkebun, mengelola hasil panen, dan membangun rumah
para anggota kelompok tersebut.
·
Sasadu
Atau
Rumah Adat
Desa Gamtala memiliki Sasadu atau rumah adat sesuai dengan
suku sahu. SASADU berasal dari kata SASA – SELA – LAMO yang berarti besar, TATADUS – TADUS yang berarti berlindung,
SASAU yang berarti berlindung di
rumah besar. Bangunan rumah adat atau Sasadu
memiliki makna, sebagai berikut :
-
Teras rumah adat harus rendah agar
setiap orang yang masuk harus merunduk dan menghargai orang yang ada didalam
rumah adat tersebut,
-
Empat tiang rumah adat yang besar
melambangkan Empat Kesultanan,
-
Panjang rumah adat 7 waras atap
melambangkan makan adat selama 7 hari 7 malam,
-
Rumah adat harus memakai atap supaya
setiap orang yang bernaung didalamnya mendapatkan kesejukan,
-
Setiap tali ijuk yang diikat di totora (lata) melambangkan walaupun
berbeda-beda pendapat mereka tetap dalam satu ikatan satu persaudaraan yang
tidak bisa dipisahkan.
Norma-norma
atau nilai-nilai adat yang ada di Desa Gamtala :
- Apabila Sasadu atau rumah adat yang sedang direnovasi pada bagian Mafana dimasuki oleh masyarakat luar desa Gamtala, maka akan mendapatkan sanksi berupa pembayaran makanan kepada masyarakat Desa Gamtala sebanyak satu meja.
- Apabila ada orang tua yang duduk di atas ‘’dego – dego’’ (istilah dalam bahasa daerah yang artinya tempat duduk di rumah adat yang terbuat dari bambu) di saat makan – makan adat, maka anak – anak muda mereka harus menghargai orang yang lebih tua, dengan cara mereka harus duduk di tempat duduk yang lebih rendah di seberang meja berhadapan dengan orang tua.
- Anak – anak muda tidak bisa duduk di atas ‘’dego – dego’’ di saat makan – makan adat jikalau orang tuanya masih hidup, anak yang tua bisa duduk diatas ‘’dego – dego’’ apabila orang tua sudah tidak ada (meninggal dunia).
- Orang tua diwajibkan memakai kofiah atau baju kebesaran adat, dan status sebagai anak – anak diwajibkan memakai pengikat kepala (tuawala) berwarna merah kuning
Adat Istiadat
Masyarakat biasanya
melakukan upacara makan adat bersama di Sasadu
atau rumah adat setiap setahun sekali bertepatan dengan panen raya padi.
Upacara makan adat tersebut merupakan salah satu bentuk kebudayaan masyarakat
setempat dan juga merupakan tanda ucapan syukur kepada Tuhan. Ketua adat Desa
Gamtala pada saat ini bernama Thomas Salasa. Pada upacara makan adat
berlangsung, meja putih yang berada di tengah rumah adat disediakan untuk tamu
yang datang, sedangkan meja di bagian Timur dan Barat untuk pemuda, bagian
Selatan untuk ibu – Ibu dan pada bagian Utara untuk kaum Bapak.
Casinos with Bitcoin and Casino Games - DrmCD
ReplyDeletePlay casino games 사천 출장샵 online at DrmCD. Browse 안동 출장샵 our selection of casino games and bonuses 여주 출장샵 and try your luck! Find 양산 출장마사지 the best 오산 출장안마 slot machines for you!